Adab pengajar anak-anak diantaranya adalah memulai dengan perbaikan diri, karena mata dan telinga mereka tertuju ke arahnya. Apa-apa yangbaik menurut dirinya, akan menjadi baik pula bagi mereka, dan apa-apa yang jelek menurutnya, akan menjadi jelek pula di mata mereka. Membiasakan diam saat terduduk. Dan tidak melirik marah dengan pandangannya. Seyogianya, sebagian besar pengajarannya dilakukan dengan upaya ‘menakut-nakuti’ tidak memukul dan apalagi menyiksa.
Tidak banyak bercakap-cakap dengan mereka, karena mereka akan menjadi berani. Tidak membiarkan mereka bercengkrama, karena mereka akan menjadi kurang ajar. Tidak mengajak siapapun bersenda gurau di hadapan mereka. Menolak pemberian mereka dengan wira’i. Mencegah mereka dari sikap mengadu domba atau menghasut dan menghindarkan diri mereka dari mencari-cari aib orang lain. Mengajari mereka bahwa menggunjing itu jelek. Mengajak mereka untuk takut pada tindakan berdusta dan provokasi. Tidak menanyakan suatu ihwal yang menimpa mereka, sehingga membebaninya. Tidak banyak menuntut pada keluarga mereka, sehingga mereka mendiktenya. Mengajarkan pada mereka tentang bersuci dan shalat. Dan memberitahukan pada mereka tentang najis-najis yang harus dihilangkan.